Sejak zaman dulu sebelum Indonesia merdeka, tanpa kita sadari nenek moyang kita sudah diajarkan tentang perencana keuangan. Namun bukan perencana keuangan yang serumit orang bayangkan tetapi yang diajarkan oleh nenek moyang kita yaitu menyisihkan sebagian dari uang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau sering kita sebut nabung. Lalu, apakah di zaman yang serba maju budaya menabung masih diperlukan? Jawabannya masih, tapi budaya menabung semakin tersisihkan karena pola hidup masyarakat yang berubah dari non konsumtif menjadi konsumtif namun tidak semua masyarakat berpikir pola tersebut, ada yang mempunyai pola hidup untuk berinvestasi.
Apa sih investasi itu? Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk melakukan aktivitas pengelolan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. Sedangkan, jika uang tersebut kita belikan produk investasi yang berbentuk rill maupun financial seperti rumah atau saham. maka hasil yang akan diterima akan berbeda dari konsumsi. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jika diasumsikan pada tahun 2017, kita mengalokasikan dana uang 15 juta tersebut kita belikan Iphone XR 64GB. Di tahun yang sama kita investasikan 15 juta ke pasar modal dengan membeli saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dimana ERAA salah satu distributor dari penjualan Iphone di Indonesia. Di awal 2017 kita membeli ERAA diharga Rp 600/lembar dengan jumlah 250 lot saham maka di tahun 2017 dividen yang didapat Rp 500rb, dividen 2018 sebanyak Rp 950rb dan dividen 2019 sebanyak Rp 1.2jt sehingga total Rp 2.7jt.
Jumlah saham yang dimiliki sebanyak 25.000 lembar saham maka keuntungan yang didapat 25.000 x 1.195 yaitu Rp 29.875.000 ditambah dengan dividen sebesar Rp 2.7jt maka total menjadi Rp 32.575.000 atau naik lebih dari 100%. Lumayan bisa beli HP baru lagi kan?? 😀
Konsumsi adalah kegiatan usaha agar dapat memenuhi kebutuhan barang atau bahkan juga kebutuhan jasa.dalam memenuhi kebutuhdan dan kepuasan secara langsung.
Andaikata kita punya uang cash 15 juta. Pertanyaannya apa yang kita lakukan dengan uang 15 juta tersebut? Setiap orang pasti memiliki jawaban yang berbeda-beda. Mungkin ada yang menjawab membeli motor, membeli perabotan rumah, membeli perhiasan, ditabung, masukan deposito dan ratusan, ribuan bahkan jutaan jawaban lainnya. Namun, dari sekian banyak jawabanya yang ada terdapat 2 jawaban yaitu digunakan untuk konsumsi atau investasi.
Membeli mobil, motor, tas mewah, pakaian dan sebagainya merupakan jawaban penggunaan uang untuk konsumsi. Mengapa dikatakan konsumsi? apabila uang 15juta dibelanjakan untuk mengkonsumsi barang tersebut, maka nilai uang 15juta dari barang tersebut akan semakin menurun.
Coba Iphone XR 64GB yang sudah dibeli tahun 2017 kita jual pada 2019?? apa yang terjadi? Di awal beli Iphone XR 64GB mungkin happy karena belum tentu orang sekitar kita punya. Namun
Jika dari data yang ada melalui technologue.co.id rata-rata harga Iphone XR 64GB tahun 2019 dijual Rp 10jt- Rp11jt yang artinya sudah turun hampir 33%.
Gimana dengan saham ERAA??
Pada penutupan akhir 2019, saham ERAA berada di 1.795 /lembar saham
Jika kita jual maka perhitungannya seperti ini:
Harga jual-harga beli
1.795-600 = 1.195
Dari kegiatan beli saham ERAA maka uang 15juta yang kita miliki akan bertambah nilainya. Jadi dapat dikatakan hal itu disebut penggunaan dana untuk investasi.
Sekarang sudah tahukan mana perbedaan uang 15juta yang digunakan untuk konsumsi dengan investasi? jadi, mau pilih yang mana investasi atau konsumsi?
Komentar
Posting Komentar