Langsung ke konten utama

Kenapa Harus Investasi Obligasi?

Siapa yang suka kasih pinjam uang kepada temannya? 

Kalau sudah kasih pinjam pasti sebagian orang tentu akan menerapkan tarif atas uang yang dipinjamkan yang sering disebut dengan bunga 

Berbicara dengan bunga, kata tersebut identik juga dengan instrument investasi yang ada di pasar modal yaitu obligasi. Obligasi dapat dikatakan surat hutang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dan imbalan bunga. Ciri khas yang membedakan obligasi dengan saham yaitu waktu dan imbal hasil yang didapat dimana obligasi ada durasi waktu investasi sedangkan saham tidak dan obligasi menawarkan bunga dan saham terdapat dividen. Lalu manfaat apa lagi yang akan kita dapatkan jika berinvestasi obligasi? 
  1. Mendapatkan kupon/bunga secara periodik dari obligasi yang dibeli. Secara umum penentuan tingkat bunga berada di atas bunga Bank Indonesia (BI rate). 
  2. Memperoleh capital gain jika obligasi dijual sebelum jatuh tempo. 
  3. Pergerakan nilai obligasi mempunyai fluktuatif yang lebih rendah dari pergerakan harga saham
  4. Variasi produk obligasi dimana Investor dapat memilih obligasi yang diterbitkan oleh berbagai pihak seperti obligasi pemerintah (government bond), obligasi daerah (municipal bond), dan obligasi perusahaan (corporate bond) 
Selain keuntungan yang akan diperoleh tentu ada potensi risiko yang akan di dapatkan oleh investor juga seperti 
  1. Likuiditas yang kecil artinya tidak banyak investor yang melakukan jual beli obligasi 
  2. Risiko maturitas dimana risiko ini menjelasakan jika semakin lama jatuh tempo suatu obligasi maka akan semakin besar juga tingkat ketidakpastian sehingga risiko akan semakin besar 
  3. Risiko suku bunga dimana harga obligasi berbanding terbalik dengan suku bunga. Jika suku bunga acuan (BI 7 Repo rate) turun maka harga obligasi cenderung naik dan sebaliknya, jika suku bunga acuan naik maka harga obligasi cenderung turun 
  4. Risiko gagal bayar, risiko ini pada umumnya terjadi pada obligasi perusahaan karena obligasi ini tidak dijamin oleh pemerintah. Obligasi perusahaan secara umum menawarkan bunga yang lebih tinggi daripada obligasi pemerintah oleh karena itu investor harus memahami betul kondisi keuangan perusahaan dan terus update data laporan rating peringkat hutang yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat seperti Pefindo, S&P dan Moody’s. Semakin tinggi rating obligasi maka semakin sehat keuangan perusahaan dan semakin rendah juga risikonya.
Nah bagaimana cara mulai investasinya?
Cukup mudah yaitu dengan cara mengisi formulir rekening nasabah di perusahaan aset management hampir sama seperti pembukaan rekening saham. Setelah itu kita menentukan produk obligasi apa yang ingin kita miliki. Saat ini untuk membeli obligasi pemerintah rata-rata dimulai dari Rp 1juta- Rp 5juta tergantung dari produknya dan untuk obligasi perusahaan bergantung dari nilai obligasi yang ditentukan.

Jadi kapan mau beli obligasi?? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Dapatkan Dividen Saham?

Pasti banyak yang bertanya-tanya gimana sih cara dapatkan dividen saham? Apakah harus punya banyak saham? Apakah harus mengerti banget sahamnya? Apakah harus menunggu 1 tahun untuk dapat dividen?  Faktanya untuk mendapatkan saham kita harus punya minimal 1 lot saham tersebut dan tanpa harus menunggu minimal 1 tahun untuk mendapatkan dividennya. Bagaimana itu bisa terjadi?  Cukup mudah, kita harus mengetahui tanggal-tanggal penting dalam pengumuman dividen Source: Data diolah (2020)  1. Cum Date  Tanggal ini adalah batas terakhir kepada pemegang saham untuk mendapatkan dividen dari perusahaan. Seorang investor dapat membeli saham maksimum di tanggal tersebut lalu hold/tahan sampai melewati tanggal cum date.  2. Ex Date   Bagi investor yang membeli saat tanggal ini maka tidak berhak mendapatkan dividen karena sudah melewati batas terakhir yang ditetapkan oleh perusahaan siapa saja pemegang saham yang mendapatkan dividen.  3. Recording Date  Perusahaan akan me

Psikologi Trading: Mengapa Emosi Memainkan Peran Penting

  Halo para pembaca! Apakah Anda pernah merasa seperti Anda memiliki segala pengetahuan tentang pasar keuangan, tetapi tetap saja merasa terjebak dalam siklus kerugian? Nah, itulah yang akan kita bahas dalam artikel ini. Kami akan melihat mengapa psikologi berperan begitu penting dalam dunia trading dan bagaimana emosi dapat menjadi ujung tombak keberhasilan atau kegagalan kita. sumber: Trader my life 1. Navigasi di Lautan Emosi Pasar Keuangan Dalam dunia trading, kita seringkali berlayar di lautan emosi yang tak terduga. Bayangkan Anda sebagai kapten kapal kecil di tengah badai, di mana emosi adalah ombak yang datang dan pergi, memengaruhi setiap langkah Anda. Peran Emosi dalam Mengambil Keputusan Trading Emosi kita memiliki peran utama dalam setiap keputusan trading yang kita buat. Ketika kita melihat grafik harga bergerak naik, euforia mengalir seperti arus kuat, mendorong kita untuk membuka posisi beli. Namun, ketika pasar mulai turun, rasa takut bisa membuat kita terjebak dalam si

Mengupas Analisa Ekonomi: Jelajahi Misteri Pergerakan Pasar Keuangan di Indonesia

  Halo, teman-teman! Hari ini kita akan menjelajahi dunia analisis ekonomi yang seru dan penuh warna. Siapa di antara kalian yang pernah bertanya-tanya, "Gimana sih pergerakan pasar keuangan di Indonesia bisa diprediksi?" Nah, jawabannya ada di sini, dalam bingkisan konsep analisis ekonomi yang bakal kita bahas. 1. Analisa Siklus Bisnis Permainan Naik-Turunnya Ekonomi Jadi begini, guys, ekonomi itu kayak roller coaster, naik turun terus. Dan itu kita sebut sebagai siklus bisnis . Ada fase-fase di dalamnya, mulai dari booming, stagnasi, sampe resesi. Waktu booming, semuanya seneng, ekonomi lagi naik pesat. Tapi pas resesi, wah, jangan tanya, semua pada was-was. Nah, dengan ngerti fase-fase ini, kita bisa lebih paham kemana arah ekonomi lagi meluncur. Sumber: Dictio.id 2. Antisipasi Kebijakan Strategi Jitu Mengejar Keuntungan Yuk, kita ngomongin kebijakan ekonomi. Ingat, para pemimpin negara punya senjata andalan mereka untuk mengendalikan ekonomi, kayak suku bunga, pajak, dan