Pada dasarnya setiap orang ingin hidup yang enak terus tanpa ada raasa sakit yang mengintai. Hal itu juga sama dengan investor, investor pemula atau yang sudah senior pun kalau disuruh milih mau ada risiko atau engga? Pasti jawabannya kalau bisa sih engga ya kan??
Hidup harus seimbang yang berarti setiap ada potensi keuntungan yang didapat maka disitu pula terdapat potensi kerugian yang akan kita terima. Instrumen investasi yang baik selalu ada potensi risiko yang mengintai karena jika tidak ada risiko maka dapat dikatakan itu instrument investasi yang bodong. Simak penjelasan di bawah ini potensi risiko apa yang akan kita hadapi jika mulai berinvestasi saham:
1. Risiko ekonomi
Pergerakan harga saham tentu ada dasar yang dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi baik perusahaan itu sendiri atau yang lain. Faktor-faktor seperti kondisi makro ekonomi, kebijakan pemerintah, kondisi laporan keuangan adalah contoh yang dapat mempengaruhi harga saham turun. Sehingga disini investor harus lebih cermat dalam membaca kondisi pasar yang sangat cepat bergerak. Jika ada kebijakan pemerintah yang berimbas ke bisnis perusahaan maka pasar langsung cepat merespon sehingga saham turun. Salah satu contohnya Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikkan oleh pemerintah. Nah perusahaan yang beroperasi dalam menggunakan bbm yang besar maka akan membuat kinerja perusahaan terganggu sehingga investor langsung beranggapan maka laporan keuangan kedepan akan terganggu juga. Persepsi seperti itu akan membuat harga saham langsung jatuh.
2. Risiko likuidasi
Selain itu, terdapat juga potensi paling berat bagi investor jika perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Kondisi tersebut membuat hak pemegang saham biasa mendapatkan prioritas terakhir setelah perusahaan menjual seluruh aset untuk melunasi kewajiban (hutang). Jika masih ada sisa dari penjualan maka sisanya akan diberikan secara proporsional kepada pemegang saham. Untuk menghidari itu terjadi, investor dapat melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Bursa Efek Indonesia seperti laporan keuangan triwulan yang terbit. Jika terjadi hal yang tidak wajar dalam keuangan perusahaan maka investor dapat mengalihkan kepada saham lain.
3. Capital loss
Pergerakan saham terus berjalan selama waktu perdagangan saham. Oleh karena itu pergerakan saham sangat cepat fluktuatif dengan kondisi pasar yang ada. Flutuatif pergerakan saham sangat cepat terutama di awal perdagangan saham dibuka dan menjelang penutupan pasar.
Capital gain adalah lawannya capital loss
https://www.tanyasaham.com/2020/04/apa-sih-keuntungan-investasi-saham.html
https://www.tanyasaham.com/2020/04/apa-sih-keuntungan-investasi-saham.html
Jadi jika harga saham turun dan investor melakukan penjualan maka itu yang disebut dengan capital loss dimana capital loss dikatakan penjualan saham di bawah harga pembelian. Semisal investor membeli saham TLKM di harga Rp 3.000 sebanyak 1 lot maka dana yang dikeluarkan sebesar Rp 300.000. Seminggu kemudian saham TLKM turun ke 2.700, investor tersebut melakukan penjualan dan aset yang dimiliki turun karena awal investasi sebesar Rp 300.000 sekarang menjadi Rp 270.000 atau turun Rp 30.000.
Risiko ini paling sering dihadapi oleh investor karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti sifat greedy (rakus) ingin untung terus, lupa menerapkan stop loss, lupa menggunakan analisa dan sering mendengar “katanya” saham ini akan naik padahal belum dianalisa dulu. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami dulu tujuan berinvestasi saham apakah menjadi trader atau investor dan juga persiapkan ilmu dengan mempelajari analisa-analisa dalam menentukan perusahaan ini apakah sudah waktu terbaik beli dan juga apakah perusahaan ini sehat keuangannya atau tidak.
Komentar
Posting Komentar